Implementasi Kebijakan Satu Peta dalam Rangka Penyelesaian Tumpang Tindih Pemanfaatan Ruang Kabupaten Kotawaringin Timur
Abstract
This study analyzes the problem of overlapping spatial utilization in Kotawaringin Timur Regency, Central Kalimantan, which is an essential challenge in realizing the vision of Golden Indonesia 2045. The study aims to identify the causes of spatial overlap and develop strategies to resolve it. Then, using a qualitative approach, this study collected data through interviews, observations, and a review of related documents. The study results revealed that the leading causes of spatial overlap are the limited quality of human resources who master geospatial information, low budget capacity, and weaknesses in regulations in the licensing mechanism. In 2023, the mismatch between licensing and land rights reached 50.89% of the area of 1,556,540 hectares, and although it decreased to 38.24% in 2024, this problem is still significant. Differences in map standards between Kotawaringin Timur Regency and Central Kalimantan Province and the lack of transparency regarding information regarding spatial utilization triggered this conflict. This study recommends increasing human resource capacity in managing geospatial information, adequate budget allocation, and better regulatory arrangements. Joint commitment from the central, provincial, and regional governments is also needed to resolve this issue, ensure planned spatial utilization, and support future sustainable development.
Downloads
References
Agustino, L. (2014). Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta.
Anggara, S. (2014). Kebijakan Publik. Bandung: CV Pustaka Setia
Basuki, J. (2018). Administrasi Publik Telaah Teoritis dan Empiris. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Creswell, J. (2017). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fadhallah, R. (2021). Wawancara. Jakarta Timur: UNJ Press.
Indiahono, D. (2009). Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisys. Yogyakarta: Gava Media.
Karsidi, A. (2016). Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Roh Pembangunan Dan Pemanfaatan Informasi Geospasial di Indonesia. Bogor :Sains Press.
Kusumanegara, S. (2010). Model dan Aktor Dalam Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media.
Nugroho, R. (2003). Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta: PT. Elex Media komputindo.
Nurwadjedi, (2019). Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia. Bogor: Badan Informasi Geospasial.
Subarsono, AG. (2015). Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
Subianto, A. (2020). Kebijakan Publik. Surabaya: Brilliant PT. Menuju Insan Cemerlang.
Tahir, A. (2014). Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Bandung: Alfabeta.
Zainal, S. (2016). Kebijakan Publik. Jakarta Selatan: Salemba Humanika.
Aloysius dkk, 2016. Kebijakan Satu Peta; Momentum Reformasi Penyelengggaraan Informasi Geospasial Nasional. Seminar Nasional Peran Geospasial Dalam membingkai NKRI 2016:23-24.
Astuti, Rini dkk.2021. Making illegality visible: The Governance dilemmas created by visualizing illegal palm oil plantations in Central Kalimantan, Indonesia. Land Use Policy 114 (2022) 105942. Journal homepage: www.elsevier.com/locate/landusepol
Amalia, Ristya. 2018. Tumpang Tindih Antara Izin Usaha Pertambangan Dengan Hak Guna Usaha dan perkebunan. Justitia Jurnal Hukum, Volume 2, No. 2, Oktober 2018, ISSN Cetak: 2579-9983, E-ISSN:2579-6380 Hal. 317-330.
Andrefouet, Serge dkk.2022. Indonesia’s 13558 Islands: A new Censusfrom Space and a First Step Towards a One Map for Small Islands Policy. Marine Policy 135 (2022) 104848. Journal homepage: www.elsevier.com/locate/marpol.
Brown, Greg dkk. 2013. Raymond Methods for identifying land use conflict potential using participatory mapping. Landscape and Urban Planning, jurnal: www.elsevier.com/locate/landurbplan, 2013
Carton, L. 2009. Inisen Emerging conflict in collaborative mapping: Towards a deeper understanding?. Jurnal Pengelolaan Lingkungan 90 (2009) 1991-2001, jurnal: www.elsevier.com/locate/jenvman.
Dwi, Linda dkk. Pembuatan Peta Administrasi sebagai Pendukung pembangunan Daerah Desa Bligo, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Pengabdian Masyarakat, ABDIRA Volume 2 Nomor 2 Tahun 2022 Halaman 155-160.
Dwi, Ulfah.2022. Urgensi Kebijakan Satu Peta untuk Menyelesaikan Tumpang Tindih Penggunaan Lahan. Prosiding Seminar Nasional Program Doktor lmu Hukum UMS 2022. Penegakan Hukum Berbasis Transendental. ISSN:2830-2699
Eko NS, Ahmad M, Ris HP, Gabriel L, Konflik Tata Ruang Kehutanan Dengan Tata Ruang Wilayah, 2017, hlm 51-52.
Hasyim, Fuad dkk.2016. One Map Policy (OMP) Implementation Strategy to Accelerate Maping of regional Spatial Planing (RTRW) in Indonesia. IOP Conf. Series Earth and Environmental Science 37(2016) 012054. Doi:10.1088/1755-1315/37/1/012054.
L, David dkk. 2016. Overlapping Land Claims Limit the Use of Satellites to Monitor No-Deforestation Commitments and No-Burning Compliance. A journal of the Society for Conversation Biology (2016), doi: 10.1111/conl.12256
Lisabella, Margaretha. Model Analisis Interaktif Miles And Hubermen. Metodologi Riset Universitas Bina Darma Palembang.
Malik, Ichsan dkk. 2017. Resolusi Konflik Batas Wilayah Kabupaten Gorontalo-Kabupaten Gorontalo Utara (Studi One Map Policy). Jurnal Prodi Damai dan Resolusi Konflik /Desember 2017/Volume 3 Nomor 3.
Marthalina, 2018. Kebijakan Satu Peta Dalam Mendukung Pembangunan Nasional, Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 2/ Desember 2018:149-169.
Nurhidayah, Laely dkk. 2020. Resolving Land-Use Conflicts Over Indonesia’s Customary Forest: One Map, Power Contestations and Social Justice. Kontemporer Asia Tenggara Vol. 42, No. 3 (2020), hlm. 372-97 DOI: 10.1355/cs42-3c@2020 ISEAS ISSN 0129-797X cetak/ ISSN 1793-284X elektronik.
Nurwadjedi, 2020. Optimalisasi Implementasi Kebijakan Satu Peta Untuk Penyelesaian Konflik Penggunaan Lahan di Indonesia. Jurnal Pembangunan dan Administrasi Publik Vol.2 No. 2 September 2020.
Nurwadjedi dkk. 2018. Developing one map of national marine resources of Indonesia. IOP Conf. Seri : Ilmu Bumi dan lingkungan 162 (2018) 012028 doi : 10.1088/1755-1315/162/1/012028.
Nurwadjedi dkk. Membangun Satu Peta Untuk Penataan Ruang. Badan Informasi Geospasial.
Ramadani, Sharalasa. 2019. Dampak Tumpang Tindih Izin Usaha Pertambangan dengan perizinan Lain. Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, 2019.
Ramadani, Thoriq dkk. Kebijakan Satu Peta Energi Sumber daya Mineral (ESDM One Map) di Kementerian ESDM RI. Matra Pembaruan, Jurnal Inovasi Kebijakan, jurnal.kemendagri.go.id/index.php/mp, DOI : 10.21787/mp.3.2.2019.109-118
Saiza, Althea dkk. Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 47 K/TUN/2020 Mengenai Tumpang Tindih Antara Izin Usaha Pertambangan (IUP) Dengan Hak Guna Usaha (HGU) Perkebunan. Jurnal Hukum Novum. Volume xx Nomor xx Tahun 2021,0-216.
Setyowati, H. dkk.2018. ESDM One Map Indonesia Indonesia: Opportunities and Challenges to Support One Map Policy based on Applied Web-GIS. IOP Conf. Series Earth and Environmental Science 165(2018) 012021. Doi:10.1088/1755-1315/165/1/012021.
Silviana, Ana. 2019. Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Mencegah Konflik di Bidang Administrasi Pertanahan. Journal Administrative Law & Governance, 2 (2), 195-196.ISSN.2621-2781 Online.
Sumarjono, Erry dkk. Tumpang Tindih Kepentingan Lahan Kehutanan dan Pertambangan Antara Peraturan dan Pelaksanaannya. Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
Utari, Enggar dan Wahyuni, Indria, 2020. Analisis Matriks USG (Urgency, Seriousness and Growth) Banten Mangrove Center Bagi Masyarakat Kelurahan Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota Serang. Biodidaktika : Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 15. No. 2, Tahun 2020 p-ISSN:1907-087X;e-ISSN:2527-4562.
Wibowo, Agung dkk.2015. “Absolute and Relative Power Gains Among State Agencies in Forest-Related land Use Politics: The Ministry of Forestry and its Competitorrs in the REDD+Programme and the One Map Policy in Indonesia ”. Land Use Policy 49 (2015) 131-141. Journal homepage: www.elsevier.com/locate/landusepol
Widiyanto, Dodi. 2021. “Kajian Awal Integrasi Tata ruang dan Kebijakan Satu Peta di Indonesia”. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, 2021.
Yanuard, Alexander dkk. Tumpang Tindih Kewenangan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Batam. Matra Pembaruan, www.matrapembaruan.com, DOI:10.21787/mp.2.2.2018.139-148.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Kebijakan Satu Peta pada tingkat ketelitian peta skala 1:50.000, 4 Februari 2016.
Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2021 tentang perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta skala 1:50.000.
Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia.
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK).
Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Kewenangan Akses untuk Berbagi Data dan IG melalui JIGN.
Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 2023 tentang Kewenangan Akses Berbagi Data dan IG melalui JIGN.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Ketidaksesuaian
Tata Ruang, Kawasan Hutan, Izin, dan/atau Hak Atas Tanah.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2018 tentang Tata Kelola Berbagi Data dan IG melalui JIGN.
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta.
Peraturan Badan Informasi Geospasial Nomor 3 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Kompilasi dan Integrasi Informasi Geospasial Tematik dalam Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta.
Copyright (c) 2024 Jurnal Ilmu Administrasi Negara ASIAN (Asosiasi Ilmuwan Administrasi Negara)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
1. Copyright on any article is retained by the author(s).
2. The author grants the journal, right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work’s authorship and initial publication in this journal.
3. Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
4. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.
5. The article and any associated published material is distributed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License