Kolaborasi Triple Helix Dalam Pembangunan Wisata Bahari di Indonesia

  • Amni Zarkasyi Rahman, Hardi Warsono Universitas Diponegoro
Abstract views: 2689 , PDF downloads: 1197
Keywords: triple helix, government, tourism

Abstract

Triple helix merupakan konsep kolaborasi yang mendukung dalam pembangunan wisata bahari melalui hubungan dua arah antara government,
business, dan academia. Peran government memiliki porsi yang lebih besar untuk mempersiapkan payung regulasi dalam perencanaan sektoral yang akan dilaksanakan oleh business dan academia. Penelitian ini digunakan metode kualitatif deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan secara jelas masalah penelitian tentang potensi kolaborasi triple helix serta implikasi bagi wisata bahari di Indonesia. Government berperan dalam menyediakan kerangka regulasi (RPJM dan Perda); business memberikan bantuan finansial dalam program CSR; sedangkan academia menyusun master plan pemberdayaan sekaligus menjadi fasilitator dalam lingkup kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Baum, T., & Szivas, E. (2008). HRD in tourism: A role for government? Tourism Management, 29(4), 783-794.

Cano, J., Hernandez, R., & Ros, S. (2014). Distributed framework for electronic democracy in smart cities. Computer, 47(10), 65-71.

Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2017). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches: Sage publications.

Dimyati, M. (2018). Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Edisi XII Tahun 2018 (XII ed.). Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Etzkowitz, H., & Leydesdorff, L. (2000). The dynamics of innovation: from National Systems and “Mode 2” to a Triple Helix of university– industry–government relations. Research Policy, 29(2), 109-

doi: https://doi.org/10.1016/S0048- 7333(99)00055-4

Hall, C. M. (2001). Trends in ocean and coastal tourism: the end of the last frontier? Ocean & coastal

management, 44(9-10), 601-618.

Honey, M., & Krantz, D. (2007). Global trends in coastal tourism: Center 31 on Ecotourism and Sustainable Development.

Hopkins, M. (2017). CSR and sustainability CSR and Sustainability (pp. 59-87): Routledge.

Ireland, F. (2005). A human resource development strategy for Irish tourism: competing through people. Failte Ireland, Dublin.

Lombardi, P., Giordano, S., Farouh, H., & Yousef, W. (2012). Modelling the smart city performance. Innovation: The European Journal of Social Science Research, 25(2), 137-149.

Odendaal, N. (2003). Information and communication technology and local governance: understanding the difference between cities in developed and emerging economies. Computers, Environment and UrbanSystems, 27(6), 585-607.

Orams, M. (2002). Marine tourism: development, impacts and management: Routledge.

Riley, M., Ladkin, A., & Szivas, E. (2002). Tourism employment: Analysis and planning (Vol. 6): Channel View Publications.

Sugiyono, M. P. K. (2013). Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sunaryo, B. (2013). Kebijakan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Gava Media, Yogyakarta.

Webster, J., & Watson, R. T. (2002). Analyzing the past to prepare for the future: Writing a literature review. MIS quarterly, xiii-xxiii. http://www.disparda.baliprov.go.id, , diakses pada tanggal 10 Oktober 2018 jam 21.40 http://travel.kompas.com/read/2015/10/ 08/141600827/Kadispar.Raja.Ampat.Optimistis.Raih.18.000.Wisman, diakses pada tanggal 10 Oktober 2018 jam 21.42 https://en.wikipedia.org/wiki/Phi_Phi_I slands, diakses pada tanggal 10 Oktober 2018 jam 21.44 http://www.sabahtourism.com/sites/defa ult/files/visitor-jan-nov2015.pdf, diakses pada tanggal 10 Oktober 2018 jam 21.45

Published
2019-03-04
How to Cite
Zarkasyi Rahman, Hardi Warsono, A. (2019). Kolaborasi Triple Helix Dalam Pembangunan Wisata Bahari di Indonesia. Jurnal Ilmu Administrasi Negara ASIAN (Asosiasi Ilmuwan Administrasi Negara), 7(1), 25-31. https://doi.org/10.47828/jianaasian.v7i01.22